Semoga Bermanfaat n_n

Sistem Teknologi dan Peralatan Orang - Orang Mentawai

Selasa, September 28, 2010 / Diposting oleh GoZaLi /

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suku Mentawai memiliki dua mata pencaharian utama, yaitu berburu dan berladang. Dimana dalam berburu mereka menggunakan peralatan seperti busur dan panah, dimana alat-alat tersebut dibuat sendiri dari kayu-kayu yang ada di hutan dengan cara-cara yang tradisional dan dilumuri dengan racun buatan mereka sendiri. Dalam berladang, khususnya dalam berladang sagu, suku Mentawai juga menggunakan peralatan-peralatan tertentu.  Seperti yang kita ketahui sebelumnya, dalam menanam sagu harus disertai dengan tahapan-tahapan tertentu. Seorang warga sedang berburu dengan busur dan panah, sambil mencoba mendengarkan suara buruan. 

Tahapan yang pertama adalah penebangan. Penebangan umumnya dilakukan atas pohon sagu yang berumur antara 8 — 15 tahun, karena secara empiris diketahui akan menghasilkan sagu baik dalam kualitas maupun kuantitas. Peralatan yang digunakan untuk memotong dan membelah batang pohon sagu adalah kapak atau yang disebut kapek. Kemudian untuk memisahkan bagian kulit dan bagian dalam batang pohon sagu digunakan parang. Adapun di pulau Mentawai digunakan oodak (alat dari kayu untuk mengupas).

Kedua, pengolahan bagian dalam batang pohon sagu menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan parut yang terbuat dari bahan kayu dan paku sebagai mata parut.  Masyarakat Mentawai di Pulau Siberut mencacah bagian dalam batang pohon sagu dengan alat yang disebut kukuilu. Alat ini berbentuk segitiga yang terbuat dari kayu yang diikat satu sama lain dengan menggunakan tali dari kulit kayu.                                                                                                                                                                                
Ketiga, pemrosesan sari/pati sagu dan pengeringan. Pati sagu dikeluarkan dari parutan sagu dengan cara diinjak-injak dengan kaki. Biasanya di dekat alat pengirik dipasang timba air yang berfungsi untuk menyiram parutan sagu yang diinjak-injak, yang terdiri dari bambu, tali, timba, dan batu pemberat. Di bawah pelantar dipasang alat berbentuk kerucut terbalik agar pati sagu mengucur ke lelar (saluran yang terbuat dari kayu nubung). Selanjutnya pati sagu ditampung dengan ube atau uba. Alat tersebut berbahan kayu dan berbentuk menyerupai perahu pencalang. Pada salah satu ujungnya dibuat lobang tempat keluar air.           

Pemrosesan sari/pati sagu yang ditampung dengan ube/uba Di Mentawai cacahan sagu diinjak-injak di atas penyaring air sagu yang disebut geogebat. Alat tersebut berupa kotak kayu berbentuk persegi dengan bagian dasarnya diberi saringan yang terbuat dari serat-serat dari pohon kelapa (teitei tapi) yang dijalin dengan penguat dari semacam tumbuhan rumput untuk mengikatnya (uupput dereat), dan jalinan tersebut disebut dereat. Geogebat diletakkan di atas panggung setinggi 200 cm dengan topangan empat buah kayu (deret geogebat).

Sebagai alas untuk geogebat dipakai anyaman bambu (batgereat) dengan dikuatkan oleh tiga batang kayu yang dipasang melintang (batsimune). Di antara geogebat dan batgereat diletakkan anyaman bambu yang lebih halus (batsalaksa). Proses tersebut menggunakan air sehingga menghasilkan air sagu yang mengalir melalui tetei dan batsalaksa kemudian batgereat dan akan jatuh pada sebatang kayu mirip sampan (borojat) yang diletakkan agak miring untuk mengalirkan air yang sudah bercampur sagu berwarna putih. Agar air sagu tidak tumpah ke kiri dan kanan, di antara borojat dan batgereat diletakkan semacam dinding terbuat dari anyaman daun sagu (tobat).

Air kemudian mengalir melalui borojat ke satu sampan yang besar (soroba) yang diletakkan di bawah sebagai alat untuk mengendapkan sagu dan sekaligus memisahkan dengan air. Selanjutnya setelah 3 minggu barulah endapan sagu tersebut diambil dan diletakkan di suatu tempat yang terbuat dari kulit pohon sagu yang dianyam (angkin).

Mengenai masalah teknologi, suku Mentawai cukup sulit untuk mendapatkan teknologi dikarenakan letaknya yang terpencil. Namun sekarang ini pemerintah sedang mengusahakan moderinasi dalam sumber daya manusia Mentawai yang diperkirakan akan terdapat teknologi-teknologi yang akan sangat membantu perekonomian masyarakat Mentawai.

Label:

0 komentar:

Posting Komentar